MELALUI PROGRAM PMK3I, KOTA BANJARBARU TELAH MENENTUKAN SUBSEKTOR EKRAF UNGGULANNYA

Banjarbaru, (15/03/2019) – Sebanyak 52 Kabupaten/Kota di Indonesia telah turut serta pada program Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) dari tahun 2017 – 2018, kini Banjarbaru menjadi kota pertama ditahun ini yang telah melakukan program Uji Petik PMK3I yang diselenggarakan pada tanggal 13 – 15 Maret 2019.

Uji Petik PMK3I merupakan proses in depth interview dan bottom up scale tim asesor yang dibentuk Bekraf bersama dengan ke empat aktor ekraf (quadruple-helix) yaitu Pemerintah Daerah, Komunitas Kreatif, Akademisi, dan Pebisnis dari daerah tersebut guna menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan oleh setiap subsektor ekraf dan membandingkan daya ungkit serta multiplayer effect baik secara backward maupun forward linkages. Hasil dari uji petik PMK3I ini adalah penetapan satu subsektor ekraf unggulan dari daerah tersebut yang kemudian akan dijadikan  acuan pengembangan ekonomi kreatif untuk pemerintah kabupaten/kota dalam menentukan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif.

Setelah itu, hasil uji petik tersebut disampaikan kepada Walikota Banjarbaru, Nadjmi Adhaniserta dan Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya oleh Tim PMK3I. Hasil tersebut kemudian dituangkan kedalam Berita Acara yang ditandatangani oleh keempat aktor (quadruple helix). Berita Acara tersebut merupakan hasil kesepakatan terkait penetapan subsektor ekonomi kreatif unggulan dari beberapa daerah yang telah melakukan Uji Petik.

Berdasarkan hasil analisis terhadap referensi dan borang yang sudah diterima dari para pelaku ekraf di Banjarbaru, maka didapatlah hasil uji petik sebagai berikut:

  •      Terdapat sedikitnya 3 subsektor ekraf yang dipertimbangkan oleh Tim PMK3I  untuk dipilih menjadi subsektor unggulan dari Kota Banjarbaru, antara lain: KulinerKriya, dan Fesyen;
  •  
  • Subsektor Kuliner pada saat uji petik ini dilakukan di Kota Banjarbaru terdiri dari kuliner Coklat ABBA dan Kampung Pejabat (Pengolah, Penjual Jamu Loktabat) pelaku dengan jumlah dan variasi produksi yang beragam dipasarkan nasional. Analisa dinamika pelaku subsektor tersebut dilakukan pada elemen perioda aktifitas sejak tahun 2008 (Coklat ABBA) sedangan Kuliner Jamu Kampung Pejabat sejak tahun 2017, keterlibatan tenaga kerja untuk Coklat ABBA sebanyak 6 karyawan sedangkan kuliner Jamu-Kampung Pejabat sebanyak 35 pengusaha Jamu. Uang beredar  untuk ABBA Coklat Rp 360 Juta/ tahun sedangkan kuliner Jamu-Kampung sebanyak Rp 500 Juta/ tahun, jejaring ekonomi kreasi, konsumsi, distribusi dan konservasi dan daya ungkit kedepan menarik 3 subksektor (Desain Produk, Desain Komunikasi Visual dan Fotografi);
  • Subsektor Kriya pada saat uji petik ini dilakukan di Kota Banjarbaru terdiri dari 15 pelaku usaha Kriya sasirangan bordir dan 4 kelompok usaha kriya purun dengan jumlah dan variasi produksi beragam yang dipasarkan di dalam negeri.  Analisa dinamika pelaku subsektor tersebut dilakukan pada elemen perioda aktifitas sejak tahun 1994 untuk usaha sasirangan bordir sedangan usaha kriya purun sejak tahun 2016. Keterlibatan tenaga kerja sebanyak 450 orang (kriya sasirangan bordir) dan 60 orang (kriya purun). Uang beredar berkisar Rp 15 Milyar/ tahun (kriya sasirangan bordir) dan Rp 1.44 Milyar/ (kriya purun). Jejaring ekonomi kreasi, produksi, konsumsi, distribusi dan konservasi dan daya ungkit kedepan menarik  6 subsektor (Fesyen, Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Videografi, dan Seni Pertunjukan);
  • Subsektor Fesyen pada saat uji petik ini dilakukan di Kota Banjarbaru terdiri dari tiga pelaku subsektor fesyen yaitu Diyan Ginjut, Cempaka Sasirangan dan DNF Sasirangan dengan jumlah dan variasi produksi yang terdiri dari pengembangan kain sasirangan bordir dipasarkan secara nasional  (baik secara online maupun offline). Analisa dinamika pelaku subsektor tersebut dilakukan pada elemen perioda aktifitas sejak tahun 2010, keterlibatan tenaga kerja lebih dari 200 orang, uang beredar Rp 200 Juta/ tahun, jejaring ekonomi produksi, distribusi dan daya ungkit kedepan menarik 3 subsektor lainnya (Fotografi, Desain Komunikasi Visual dan Seni Pertunjukan).
  •    Bahwa setelah memperhitungkan daya serap tenaga kerja, jejaring ekonomi dan daya ungkit subsektor Kriya sepanjang periode tahun 1994 hingga 2019, maka disimpulkan subsektor Kriyamemiliki kekuatan ekonomi kreatif untuk dijadikan subsektor unggulan Kota Banjarbaru. 

* * * * * * *

Program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) merupakan salah satu program unggulan dari Deputi Infrastruktur Bekraf yang bertujuan untuk membangun “Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia” guna memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah. Info lebih lanjut mengenai program ini, bisa dilihat pada tautan www.kotakreatif.id. (Zulf)

Bagikan

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on email